DOKUMEN MANBA'UL ULUM

DOKUMEN MANBA'UL ULUM
sejarah pengarsipan

Minggu, 18 Desember 2011

studi sejarah pend islam


BAB I
PENDAHULUAN

Sejarah pendidikan Islam, tidak terlepas dari sumber pendidikan Islam yaitu Allah SAW sebagai sumber utama melalui fiman-firmannya yang terdapat dikitab suci umat Islam yaitu Al-Quran. Sumber yang kedua ialah sunnah Nabi Saw. Yang mana dari beliaulah awal mula timbulnya sejarah pendidikan Islam, melalui sunnahnya. Oleh sebab itu sunnah mencerminkan prinsip, manisfestasi wahyu dalam segala perbuatan, perkataan dan taqriri nabi, maka beliau menjadi tauladan yang harus diikuti. Dalam keteladanan nabi terkandung pendidikan yang sangat besar artinya, sumber pendidikan Islam selanjutnya adalah perkataan dan perbuatan sahabat yangn merupakan penerus atau yang paling memahami Rasulullah, selanjutnya ijtihad.
Sejarah pendidikan Islam amat perlu dipelajari dan dibaca oleh kalangan mahasiswa, calon guru agama Islam dan pengelola pendidikan Islam.
Semoga makalah yang kami susun ini dapat dijadikan bahan ajar atau diskusi, untuk mengetahui pengertian dan ruang lingkup sejarah pendidikan Islam. Atas segala kekurangannya kami mohon maaf, saran dan kritik yang membangun kami tunggu, terima kasih.

BAB II
PEMBAHASAN

STUDI SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
  1. Pengertian Sejarah Pendidikan Islam
Kata sejarah dalam bahasa arab di sebut tarih, yang menurut bahasa berarti ketentuan masa, sedang menurut istilah berarti “ keterangan yang telah terjadi di kalangan pada masa yang telah lampau atau pada masa yang masih ada” kata tarih juga dipakai dalam arti perhitungan tahun seperti keterangan sebelum atau sesudah masehi dipakai sebutan sebelum atau sesudah tari masehi. Kemudian yang dimaksud dengan ilmu tarih, ialah “ suatu pengetahuan yang guna untuk mengetahui keadaan-keadaan atau kejadian-kejadian yang telah lampau maupun yang sedang terjadi dikalangan umat”1.
Dalam bahasa inggris disebut history, yang berarti “ pengalaman masa lampau daripada umat manusia “ the past experience of mankind2. Pengetahuan sejarah mengungkap peristiwa-peristiwa masa silam, baik peristiwa social, politik, ekonomi, maupun agama dan budaya dari suatu bangsa Negara atau dunia.3
Menurut sayid quthub “ sejarah bukanlah peristiwa-peristiwa, melainkan tafsiran peristiwa-peristiwa itu, dan hubungan-hubungan nyata dan tidak nyata, yang menjalin seluruh bagian serta memberinya dinamisme dalam waktu dan tenpat”.4

  1. Obyek dan Metode Sejarah Pendidikan Islam
Sejarah biasanya ditulis dan dikaji dari sudut pandang suatu fakta atau kejadian tentang peradaban bangsa5. Maka obyek sejarah pendidikan islam mencakup fakta-fakta yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam baik informal, formal maupun non formal. Dengan demikian akan diperoleh apa yang disebut “ sejarah serba objek”6. H. Munawir Cholil mengemukakan bahwa, pengetahuan yang diperlukan sebagai alat menyusun sejarah itu cukup banyak, tetapi yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah ilmu bumi (takhtitul ard) ilmu isi bumi (tabaqatul ard) dan ilmu Negara (taqwimul buldan)7.
Sampai dengan pertengahan abad 19, sarjana sejarah umumnya mengambil tema-tema luas, menampilkan seluruh sejarah nasional dalam berbagai karya-karya besar. Sejak waktu itu penelitian sejarah diarahkan kepada lebih banyak topic-ttopik khusus, dengan berbagai cara penetapan sesuai dengan kecenderungan penulisnya. Atau kepada masalah masalah nasionalnya atau kepada sumber materi yang belum digali. Akan tetapi, mengingat bahwa obyek sejarah pendidikan islam sangan sarat dengan nilai-nilai agamawi, filosofi, psikologi dan sosiologi, maka perlu menempatkan objek sasarannya itu secara utuh, menyeluruh dan mendasar. Sesuai dengan sifat dan sikap itu. Maka metode yang harus ditempuh pertama tama deskriptif, kemudian komparatif dan ketiga analisis sintesis tanpa menyingkirkan nilai agamawi tadi.
Pertama dengan cara deskriptif dimaksudkan bahwa ajaran-ajaran islam, sebagai agama yang dibawa Rosulullah SAW dalam Qur’an dan Hadits terutama yang berkaitan dengan pendidikan, harus diuraikan sebagaimana adanya, dengan maksud untuk memahami makna yang terkandung dalam ajaran tersebut.
Kedua dengan cara komparatif dimaksudkan bahwa ajaran-ajaran islam itu dikomparasikan dengan fakta-fakta yang terjadi dan berkembang dalam kurun-kurun serta di tempat-tempat tertentu untuk mengetahui adanya persamaan dan perbedaan dalam suatu permasalahan tertentu. Sehingga dapat membandingkan antara pendidikan islam an pendidikan lain.
Ketiga dengan pendidikan analisis sintesis. Pendekatan analisis artinya secara kritis membahaas, meneliti istilah-istilah, pengertian-pengertian yang diberikan oleh islam, sehingga diketahui adanya kelebihan dan kekhasan pendidikan islam. Dan sintesis dimaksudkan untuk memperoleh kesimpulan yang diambil guna memperoleh satu keutuhan dan kelengkapan kerangka pencapaian tujuan serta manfaat penulisan sejarah pendidikan islam.

  1. Kegunaan Sejarah Pendidikan Islam
Secara umum sejarah mengandung kegunaan yang sangat besar bagi kehidupan umat manusia 8. Karena sejarah menyimpulkan atau mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan menimbulkan nilai-nilai baru bagi pertumbuhan serta perkembangan kehidupan umat manusia. Oleh sebab itu, kegunaan sejarah pendidikan islam meliputi dua aspek, yaitu kegunaan yang bersifat umu dan kegunaan yang bersifat akademis.
Yang bersifat umum, sejarah pendidikan islam mempunyai kegunaan sebagai factor keteladanan. Hal ini sejalan dengan makna yang tersurat dan tersirat dalam firman Allah.
لقد كان لكم فى رسول الله اسوةُ حسنةُ .... (الاهزب : ۲۱ )
Artinya : demi sesungguhnya, rasulullah itu adalah contoh teladan yang baik bagi kamu sekalian. (Q.S. 32 : 21)
قل ان كنتم تُحِبُّوْنَ اللهَ فاتَّبِعُوْنى يُحْبِبْكُمُ اللهُ ... (ال عمران 31 )
Artinya : katakanlah olehmu (Muhammad) : jika kamu sekalian cinta kepada Allah, maka hendaklah ikut akan daku, niscaya allah cinta kepada kamu.(Q.S. 33:21)
...... وَاتَّبِعُوْهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ . (الاعراف 158)
Artinya : dan hendaklah kamu mengikut akan dia (nabi Muhammad) supaya kamu mendapat petunjuk (Q.S. 7:158)
Berpedoman pada tiga ayat diatas, maka umat islam dapat meneladani proses pendidikan islam sejak zaman kerasulan rasulullah SAW, zaman khulafaurrosidin, zaman ulama’-ulama’ beserta para pemuka gerakan pendidikan islam.
Kegunaan studi sejarah pendidikan islam diharapkan dapat :
  1. Mengetahui dan memahami pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam, sejak zaman lahirnya sampai masa sekarang.
  2. Mengambil manfaat dari proses pendidikan islam, guna memecahkan problematika pendidikan islam pada masa kini.
  3. Memiliki sikap positif terhadap perubahan-perubahan dan pembaharuan-pembaharuan system pendidikan islam.
Sejarah pendidikan islam akan memberikan arah kemajuan yang pernah dialami dan dinamismenya sehingga pembangunan dan pengembangan itu tetap berada dalam kerangka pandangan yang utuh dan mendasar.

  1. Periodisasi Sejarah Pendidikan Islam
Sejarah pendidikan islam pada hakikatnya tidak terlepas dari sejarah islam. Oleh sebab itu periodisasi sejarah pendidikan islam dapat dikatakan berada dalam periode-periode sejarah islam itu sendiri. Secara garis besar Dr. Harun Nasution membagi sejarah islam kedalam tiga periode, yaitu periode klasik, pertengahan dan modern9. Kemudian perinciannya dapat dibagi menjadi 5 masa, yaitu :
  1. Masa hidupnya Nabi Muhammad SAW (571-632 M)
  2. Masa khalifah yang empat (Khulafaurrasyidin :abu bakar, umar, utsman dan ali dimadinah /632-661 M)
  3. Masa kekuasaan umaiyah di damsyik (661-750 M)
  4. Masa kekuasaan abbasiyah di bagdad (750-1250 M) dan
  5. Masa dari jatuhnya kekuasaan khalifah di bagdad tahun 1250 M sampai sekarang.
Pembagian 5 masa diatas dalam kaitannya dengan periodisasi sejarah pendidikan islam Nampak sebagaimana diuraikan pada bagian kedua. Akan tetapi dalam kaitannya dengan kajian pendidikan islam di Indonesia, maka cakupan pembahasannya akan berkaitan dengan sejarah islam di Indonesia dengan fase-fase sebagai berikut.
  1. Fase datangnya islam ke Indonesia.
  2. Fase pengembangan dengan melalui proses adaptasi.
  3. Fase berdirinya kerajaan-kerajaan islam (proses poliik)
  4. Fase kedatangan oeang barat (zaman penjajahan)
  5. Fase penjajahan jepang
  6. Fase Indonesia merdeka, dan
  7. Fase pembangunan.
Dengan demikian periodesasi uraian tentang sejarah pendidikan islam ini mencakup periode sejarah islam yang terjadi dalam kawasan dunia islam dan dalam kawasan Indonesia. Hal ini erat kaitannya dengan kepentingan studi atau kajian islam diindonesia.

BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Dari uaraian diatas maka penulis simpulkan pengertian tentang “ Sejarah Pendidikan Islam atau Tarihut Tarbiyyah Islamiyyah “ sebagai berikut :
  1. Keterangan mengenai pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam dari waktu ke waktu yang lain, sejak zaman lahirnya islam sampai dengan masa sekarang.
  2. Cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam, baik dari segi ide dan konsepsi maupun dari segi institusi dan operasionalisasi sejak zaman nabi Muhammad SAW sampai sekarang.
DAFTAR PUSTAKA

Azra, Azyumardi, Esei-esei Intelektual Muslim Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 1998
Maksum, Madrasah Sejarah dan Perkembangan, Jakarta: logos Wacana Ilmu, 1999
Maryam, Siti, dkk., Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern, ______Yogjyakarta: Jur. SPI Fak. Adab IAIN Sunan Kali Jaga bekerja sama dengan ______LESFI, 2003
Yunus, Mahmud, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1992
Zuhairini, dkk., Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995

1 H. Munawar Cholil, Kelengkapan Tarih Nabi Muhammad SAW, Bulan Bintang, Jakarta, 1969, hal. 15.

2 Ensiclopedia Americana, vol. 14.

3 As Hornby, Oxford Advanced Learber’s Dictionary Of Current English.

4 Sayid quthub, konsepsi sejarah dalam islam, yayasan al amin, Jakarta, t.t., hal. 18.

5 Encyclopedia Americana, opcit., vol. 14.

6 Drs. Rachmat Iman Santoso, Penulisan Sejarah Pendidikan Islam, Makalah Diskusi, IAIN Sunan Ampel Malang 1975.

7 Ibid.

8 H. Munawar Cholil, opcit, hal. 20-21

9 Dr. Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran Dan Gerakan, Bulan Bintang, Jakarta, 1975, hal. 11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar