BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ialah dengan cara melalui perbaikan proses pengajaran. Dimana didalamnya terdapat kegiatan belajar dan mengajar. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tujuan untuk memenuhi tuntutan zaman yang menuntut agar tercipta anak didik yang mampu membawa zaman ini lebih baik lagi, lebih maju dan berkembang dari pada zaman yang telah lalu dan zaman sekarang dan mampu mengembangkannya.
Dalam kaitannya dengan tuntutan pendidikan yang harus mampu melahirkan dan menyiapkan anak didik yang berkualitas, Guru adalah personel yang menduduki posisi penting dan strategis dalam rangka pengembangan sumberdaya manusia dan yang selalu dituntut untuk terus mengikuti perkembangan konsep-konsep baru dalam dunia kepengajaran tersebut. Demikian pula para supervisor pendidikan, pengawas dan pengelola lembaga pendidikan juga seyogyanya juga selalu mengikuti perkembangan itu.
Tentunya untuk menjadikan pendidikan tersebut bermutu atau untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan semua proses yang ada didalamnya, termasuk pengajaran yang dilakukan guru/ pendidik atau team pendidik dalam lembaga itu harus benar-benar membuat suatu langkah atau tahapan-tahapan dalam pengajaran yang disesuaikan oleh kondisi dan psikologi anak didik, agar pengajaran yang dilakukan bisa efisien dan efektif.
1.2. Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian dari pembelajaran itu?.
b. Bagaimanakah tahapan-tahapan pembelajaran yang mampu menjadikan pembelajaran itu efisien dan efektif?.
1.3. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui, mengerti dan memahami pengertian dari pengajaran.
2. Dapat mengetahui tahapan-tahapan dalam proses pengajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
BELAJAR MENGAJAR YANG EFEKTIF
2.1. Pengertian Pembelajaran (Education)
Berbicara tentang pembelajaran adalah membicarakan sesuatu yang tidak akan pernah berakhir sejak manusia menjadi “calon manusia” - ada (lahir) - sampai nanti akhir hayat . Karena manusia akan selalu mengalami proses belajar dan mengajar. Jika kita menguak arti kata "pembelajaran” maka akan terdapat dua kegiatan didalamnya, yaitu belajar (learn) dan mengajar/ pengajaran (learning) yaitu suatu proses kegiatan yang dirancang/ didesain dan dilaksanakan untuk peserta didik agar mereka mau belajar, dimana proses itu mempunyai tujuan untuk dapat menghasilkan perubahan sikap dan tingkah laku peserta didik dalam ranah kognitif (pengetahuan), psikomotorik (keterampilan) dan afektif (sikap).
Belajar (learn) itu sangat luas sekali maknanya, namun jika sempitkan makna tersebut maka akan memunculkan beberapa pengertian atau definisi, diantaranya belajar adalah suatu aktifitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki prilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Atau belajar juga bisa diartikan suatu kegiatan atau proses yang didesain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tokoh pendidikan behaviorisme, seperti Hilgard memberikan definisi dari belajar yaitu proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran, dan lain-lain sehingga terjadi perubahan dalam dirinya.
Pengajaran (teaching) atau lebih dikenalnya dengan sebutan mengajar amat dekat kaitannya dengan pengertian paedagogy, yaitu suatu seni atau ilmu untuk menjadi seorang guru. William H. Burton seorang behaviorism memberikan definisi pengajaran /mengajar adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada anak didik agar terjadi proses belajar.
Hasan Langgulung seperti yang dikutip oleh Ramayulis. Beliau menyatakan bahwa pengajaran itu berarti pemindahan pengetahuan dari seseorang yang mempunyai pengetahuan kepada orang lain yang belum mengetahui. Roestiyah NK menyatakan mengajar adalah membimbing anak didik dalam proses belajar.
Secara umum seorang pendidik/guru itu harus memenuhi dua kategori, yaitu memiliki capability dan loyality, yakni guru itu harus memiliki kemampuan dalam bidang ilmu yang diajarkannya, memiliki kemampuan teoritik tentang mengajar yang baik, dari mulai perencanaan, implementasi sampai evaluasi. Memiliki loyalitas keguruan, yakni loyal terhadap tugas-tugas keguruan yang tidak semata di dalam kelas saja, tapi sebelum dan sesudah kelas.
Sedangkan pengertian dari pendidikan agama islam adalah usaha sadar dan terencana untuk mempersiapkan anak didik dalam memahami, menghayati, meyakini dan mengamalkan agama islam melalui pendidikan, pengajaran dan latihan.
2.2. Tahapan-Tahapan Dalam Pembelajaran (Education).
Jika kita lihat bagaimana terjadinya proses belajar-mengajar, kita akan menjumpai beberapa kegiatan lain yang menjadi komponen pendukung terjadinya belajar-mengajar. Pembelajaran sebagai suatu proses kegiatan, dari berbagai sumber secara umum dapat dikatakan terdiri atas tiga fase atau tahapan. Fase-fase/ tahapan-tahapan dalam proses pembelajaran yang dimaksud meliputi: tahap perencanaan, tahap pelaksanan, dan tahap evaluasi. Adapun dari ketiganya ini akan dibahas sebagaimana berikut:
A. Tahap Pendahuluan.
Dalam tahap pendahuluan ini berisi tahapan perencanaan pembelajaran kedepan yang nantinya akan menjadi pedoman untuk mencapai hasil apa yang diharapkan dalam akhir pembelajaran dan tentunya akan dijadikan pedoman dalam proses pengajaran. Kegiatan pembelajaran yang baik senantiasa berawal dari rencana yang matang. Perencanaan yang matang akan menunjukkan hasil yang optimal dalam pembelajaran.
Dalam perencanaan ini ada beberapa tahapan yang menjadi strength point seperti yang dipaparkan oleh Kemp lewat desain pengembangan pembelajaran PAI dalam model J.E.Kemp yang berpijak pada empat unsur dasar perencanaan pembelajaran yang merupakan wujud jawaban atas pertanyaan
1) untuk siapa program itu dirancang? Peserta didik,
2) kemampuan apa yang ingin anda pelajari? Tujuan,
3) bagaimana isi pelajaran/ keterampilan yang dapat dipelajari? Metode,
4) bagaimana anda menentukan tingkat penguasaan terhadap pelajaran yang sudah dicapai? Evaluasi. , keempat point ini akan dijelaskan dibawah ini:
1. Merumuskan Tujuan/ Kompetensi Pengajaran
Yaitu perumusan tingkah laku/ kemampuan-kemampuan yang dirumuskan secara khusus (spesifik), operasional dan berupa jenis-jenis kemampuan/tingkah laku yang diharapkan dapat dimiliki oleh anak didik setelah mereka mengikuti pelajaran-pelajaran yang kita berikan kepada mereka.
2. Mengembangkan/ Mempersiapkan Alat-Alat Evaluasi
Langkah ini memiliki fungsi yang nantinya digunakan untuk menilai sejauh mana siswa menguasai materi yang telah diberikan dan yang telah dirumuskan dalam tujuan pengajaran tersebut. Adanya persiapan alat evaluasi ini ditempuh dalam perencanaan pembelajaran ini karena didasarkan pada prinsip pengajaran yang berorientasi pada tujuan hasil (output oriented).
3. Merancang dan Menetapkan Kegiatan-Kegiatan Mengajar.
Dalam langkah ketiga ini dapat berupa kegiatan-kegiatan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa selama proses pengajaran nantinya yang juga harus dirumuskan, agar siswa dapat memiliki sikap dan kemampuan yang sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
4. Merencanakan Program Kegiatan
Hal-hal pokok yang harus ditetapkan dalam perencanaan program kegiatan:
a. Merumuskan materi pelajaran beserta komponennya
Menyusun materi pelajaran tiap mata pelajaran.
Menyusun Silabus. Silabus diartikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran.
Menyusun Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana pembelajaran bersifat khusus dan kondisional, dimana setiap sekolah tidak sama kondisi siswa dan sarana prasarana sumber belajarnya.
Penilaian Pembelajaran. Penilaian merupakan tindakan atau proses untuk menentukan nilai terhadap sesuatu. Penilaian merupakan proses yang harus dilakukan oleh guru dalam rangkaian kegiatan pembelajaran. Prinsip penilaian antara lain : Valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka, berkesinambungan, menyeluruh dan bermakna.
b. Menyiapkan metode yang akan digunakan.
Metode pembelajaran adalah cara guru mengorganisasikan meteri pelajaran dan peserta didik agar terjadi proses secara efektif dan efisien. Banyak sekali macam-macam dari metode-metode pembelajaran yang digunakan dalam mengajar, diantaranya
1) Metode ceramah/kuliah,
2) Metode diskusi,
3) Metode demonstrasi,
4) Metode eksperimen,
5) Metode pemberian tugas, dll.
c. Menyusun jadwal.
Dalam menyusun jadwal kegiatan/ program pembelajaran, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan harus dibuat, yaitu:
1. Analisis hari efektif, hari libur, analisis program dan materi pembelajaran. Untuk mengawali kegiatan penyusunan program pembelajaran, guru perlu membuat analisis hari efektif selama satu semester.
2. Membuat program tahunan, program semester dan program tagihan . Program Tagihan merupakan Sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran, tagihan merupakan tuntutan kegiatan yang harus dilakukan atau ditampilkan siswa. Jenis tagihan dapat berbentuk ujian lisan, tulis, dan penampilan yang berupa kuis, tes lisan, tugas individu, tugas kelompok, unjuk kerja, praktek, penampilan, atau porto folio.
2.3. Tahap Pelaksanaan
Hakikat dari tahap pelaksanaan adalah kegiatan operasional pembelajaran itu sendiri. Dalam tahap ini, guru melakukan interaksi belajar-mengajar melalui penerapan berbagai strategi metode dan tekhnik pembelajaran, pemanfaatan seperangkat media dan tentunya dengan tambahan pemahaman/ penguasaan teori pendidikan, prinsip mengajar, teori belajar dan yang lainnya yang relevan untuk proses pembelajaran. Dalam proses ini, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh seorang guru, diantaranya ialah:
a. Aspek pendekatan dalam pembelajaran
Pendekatan pembelajaran terbentuk oleh konsepsi, wawasan teoritik dan asumsi-asumsi teoritik yang dikuasai guru tentang hakikat pembelajaran. Mengingat pendekatan pembelajaran bertumpu pada aspek-aspek dari masing-masing komponen pembelajaran. Dalam beberapa sumber ditemukan beberapa penggolongan pendekatan dari banyaknya pendekatan yang ada dalam pembelajaran, diantaranya adalah
1. Pendekatan pembelajaran pemrosesan informasi, yaitu upaya membantu siswa untuk memproses informasi yang diperoleh.
2. Pendekatan pembelajaran individu, yaitu upaya membantu siswa untuk mengembangkan pribadi agar lebih produktif terhadap situasi dan lingkungan.
3. Pendekatan sistem pembelajaran, yaitu mengidentifikasi kebutuhan, memilih problem, mengidentifikasi syarat-syarat pemecahan problem, memilih, menetapkan, penggunaan metode dan alat yang tepat, mengevaluasi hasil dan merevisi sebagian atau keseluruhan sistem yang dilaksanakan yang tidak dapat terlaksana atau yang tidak relevan dengan proses pembelajaran.
4. Pendekatan paedagody, yaitu pendekatan/ upaya yang dilakukan sebagai seni dan ilmu untuk mengajar dan mendidik anak didik (the art and science of teaching children). Dalam hal ini guru sebagai central education. Dan pendekatan andragogy, yaitu upaya yang dilakukan sebagai seni dan ilmu untuk membantu anak didik dalam belajar (the art and science of helping adults learn). Dalam hal ini posisi anak didik lebih dominan dalam proses belajar, guru hanya membantu, mengarahkan dan membimbing saja, anak didik-lah yang aktif dalam proses pembelajaran. (Knowles, 1970; cross, 1981).
Dan karena setiap mata pelajaran, bahkan setiap satu pokok bahasan tidak cukup hanya dengan menggunakan satu pendekatan, maka pendekatan-pendekatan dalam setiap satuan pembelajaran itu akan bersifat multi-pendekatan dan akan tercakup penggunaannya dalam sejumlah pendekatan yang lain secara serempak. Seperti yang diterangkan dalam buku Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (Depdikbud, 1994:40-70). Misalnya dalam pembelajaran Agama Islam, pendekatan yang digunakan adalah
a) pendekatan pengalaman,
b) pendekatan rasional,
c) pendekatan emosional,
d) pendekatan fungsional, dll.
b. Aspek Strategi, Metode dan Taktik
Pembelajaran sebagai proses, aktualisasinya mengimplisitkan adanya strategi. Strategi berkaitan dengan perwujudan proses pembelajaran itu sendiri, Menurut Atwi Suparman (2004:208) seperti yang dikutip oleh Bambang Warsita, secara garis besar, komponen strategi dalam pembelajaran dikelompokkan menjadi:
a) Mengurutkan kegiatan pembelajaran
Pendahuluan dalam pembelajaran. Bagian ini merupakan bagian awal dalam proses pembelajaran, dalam bagian ini guru dituntut untuk bisa memberikan motivasi (penyemangat) diawal pembelajaran,
Penyajian materi/ bahan ajar. Kegiatan ini merupakan inti dari pembelajaran. contoh atau ilustrasi, memberikan latihan yang sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan.
Penutup. Tahapan ini adalah tahapan akhir dari urutan kegiatan pembelajaran. Tahapan yang dilakukan adalah memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan materi pelajaran yang telah diberikan, baik dengan mengguanakan tes formatif (Suharsimi Arikunto,1998:42) maupun dengan umpan balik (feedback) dan selanjutnya adalah pemberian pengayaan/ tindak lanjut (follow up).
b) Penggunaan metode dan taktik yang tepat sesuai kebutuhan
Menurut Nana Sudjana (1989:69) metode yang baik digunakan adalah metode variasi/ kombinasi dari beberapa metode mengajar, Seperti yang diterangkan dalam buku Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (Depdikbud, 1994:40-70). Misalnya pembelajaran Moral Pancasila, menggunakan metode
a) ceramah murni,
b) inquiry,
c) ceramah bervariasi,
d) demonstrasi,
e) karya wisata,
f) observasi, dll.
c) Penggunaan media pembelajaran
Media/sarana/alat adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Media pendidikan terdiri dari alat pengajaran, alat peraga, alat pendidikan, dapat berbentuk orang atau guru, alat-alat elektronik, media cetak, media audio, media audiovisual (video), multimedia dan lain sebagainya untuk mendukung suksesnya proses pembelajaran.
d) Pemanfaatan/ penggunaan alokasi waktu yang telah disediakan dengan baik.
Guru harus tahu alokasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembelajaran. Baik itu satu pokok bahasan atau satu kompetensi dasar didalam beberapa kali tatap muka. Tujuannya agar materi pelajaran yang sudah tersusun dalam rancangan pembelajaran/ silabus dapat tersampaikan semuanya.
e) Pengelolaan kelas
Kelas merupakan lingkungan fisik yang meliputi ruang kelas, keindahan kelas, pengaturan tempat duduk, pengaturan ventilasi/ udara dan cahaya/ pencahayaan, dan pengaturan sarana yang lain. Dan juga merupakan lingkungan sosioemosional yang meliputi tipe kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru, pembinaan hubungan baik dan lain sebagainya. Menurut Winzer (1995), pengelolaan kelas adalah cara - cara yang ditempuh guru dalam menciptakan lingkungan kelas agar tidak terjadi kekacauan dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan akademis dan sosial.
2.4. Tahap Evaluasi
Pada hakekatnya evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi untuk dijadikan tolak ukur perencanaan dan pengembangan pembelajaran kedepannya. Seharusnya evaluasi tidak hanya dilakukan dengan mengadakan ulangan harian atau ulangan umum saja. Tetapi, hendaknya dilakukan tiap kali selesai proses pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui perubahan dan kemajuan peserta didik setiap kompetensi dasar dengan mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, psikomotorik. Moekijat (seperti dikutip Mulyasa) mengemukakan teknik evaluasi belajar pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai berikut:
1) Evaluasi belajar pengetahuan (kognitif), dapat dilakukan dengan ujian tulis, lisan, dan daftar isian pertanyaan.
2) Evaluasi belajar keterampilan (psikomotorik), dapat dilakukan dengan ujian praktek, analisis keterampilan dan analisis tugas serta evaluasi oleh peserta didik itu sendiri.
3) Evaluasi belajar sikap (afektif), dapat dilakukan dengan daftar sikap isian dari diri sendiri, daftar isian sikap yang disesuaikan dengan tujuan program.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian dan penjelasan diatas, maka kita akan mengetahui bahwa segala sesuatunya dalam proses pembelajaran terdapat beberapa tahapan. Dimulai dari tahapan perencanaan pembelajaran atau persiapan pembelajaran yang kemudian apa yang telah direncanakan tersebut dilaksanakan (tahap pelaksanaan pembelajaran) dan yang terakhir adalah evaluasi pembelajaran dari semua komponen yang ada didalamnya, mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan dalam pembelajaran dan hasil pembelajaran.
Dan bagi seorang pendidik/ guru hendaknya mempersiapkan segala sesuatunya sebelum memulai pengajarannya/ kegiatannya. Agar pengajaran yang dilakukan itu efisien dan efektif. Oleh karena itu, ada beberapa prinsip yang perlu dipahami dan diterapkan oleh guru dalam mengaktualisasikan pengajarannya, diantaranya guru harus:
1. Memahami tujuan pendidikan.
2. Menguasai bahan ajar.
3. Memahami teori-teori pendidikan selain teori pengajaran.
4. Memahami prinsip-prinsip mengajar.
5. Memahami metode-metode mengajar.
6. Memahami teori-teori belajar.
7. Memahami beberapa model pengajaran yang penting.
8. Memahami prinsip-prinsip evaluasi.
9. Memahami langkah-langkah membuat lesson plan.
DAFTAR PUSTAKA
Challjah Hasan, Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan, Al-Ikhlas, Surabaya, Cetakan I, 1994.
______ , Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, Cetakan II, 1990.
______ , Psikologi Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, Cetakan, 1992.
Thomas Gordon, Guru yang Efektif Cara untuk mengatasi kesulitan dalam kelas, Disadur oleh Drs. Mudjito, M.A., Rajawali Pers, Jakarta Cetakan III, 1990.
W. James Popham Eva L. Baker, Bagaimana Mengajar secara Sistemnatis, Yogyakarta, Cetakan IV, 1992.