DOKUMEN MANBA'UL ULUM

DOKUMEN MANBA'UL ULUM
sejarah pengarsipan

Rabu, 23 Mei 2012

strategi pemb, KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif (pendidikan). Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah, bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak-anak secara tuntas. Ini merupakan maslaah yang sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada 3 (tiga) aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis dan biologis. Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di sekolah.
Hal itu pula yang menjadi tugas yang cukup berat bagi guru dalam mengelola kelas dengan baik, masalah lain yang juga sering dirasakan guru adalah masalah pendekatan dan media sumber belajar. Untuk itu, pengambilan metode yang tepat mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat tercapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri di dalam suatu tujuan. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar.

1.2.    Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut :
a.    Apa yang dimaksud strategi belajar mengajar?
b.    Bagaimana Cara mengklasifikasikan belajar mengajar?
c.    Apa implementasi belajar mengajar itu?

1.3.    Batasan Pembahasan
Untuk mencapai semua itu maka guru harus memiliki dan mengetahui tentang “Konsep Strategi Belajar Mengajar” yang mencakup diantaranya :
a.    Membahas Pengertian strategi belajar mengajar
b.    Menjelaskan Klasifikasi belajar mengajar, dan
c.    Menjelaskan Implementasi belajar mengajar
Demikianlah beberapa permasalahan yang diuraikan secara umum dan bisa dirasakan guru. Hal ini pula yang menjadi latar belakang bagi penyusun untuk membuat makalah Pada Mata Kuliah “STRATEGI PEMBELAJARAN”.

BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

2.1.    Pengertian Strategi Belajar Mengajar
Secara umum strategi mempunyai pengertian garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Ada empat strategi dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut :
1.    Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2.    Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
3.    Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
4.    Menetapkan norma-norma dan batasan minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem intruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.

2.2.    Klasifikasi Belajar Mengajar
Menurut Tabrani Rusyan dkk., terdapat berbagai masalah sehubungan dengan strategi belajar mengajar yang secara keseluruhan diklasifikasikan sebagai berikut :
1.    Konsep Dasar Strategi Belajar Mengajar
Seperti telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya, bahan konsep dasar strategi belajar mengajar ini meliputi hal-hal :
a.    Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku
b.    Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah belajar mengajar
c.    Memilih prosedur, metode dan teknik mengajar
d.    Menerapkan norma dan kriteria keberhasilan belajar mengajar
2.    Sasaran Kegiatan Mengajar
Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran atau tujuan. Tujuan itu bertahap dan berjenjang mulai dari yang sangat operasional dan konkret, yakni tujuan intruksional khusus dan tujuan intruksional umum, tujuan kurikuler, tujuan nasional, sampai kepada tujuan yang bersifat universal.
3.    Belajar Mengajar Sebagai Suatu Sistem
Belajar mengajar selaku suatu sistem intruksional mengacu kepada pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan.
Selaku suatu sistem, belajar mengajar meliputi suatu komponen, antara lain tujuan, bahan, siswa, guru, metode, situasi dan evaluasi. Agar tujuan itu tercapai, semua komponen yang ada harus doirganisasikan sehingga antarsesama komponen terjadi kerja sama. Karena itu, guru tidak boleh hanya memperhatikan komponen-komponen tertentu saja misalnya metode, bahan dan evaluasi saja, tetapi guru harus memperhatikan komponen secara keseluruhan.
4.    Hakikat Proses Belajar Mengajar
Belajar adalah proses perubahan perbaikan berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang mengangkat pengetahuan, keteramnpilan, maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisasi atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Jadi, hakikat belajar adalah perubahan.
5.    Entering Behavior Siswa
Hasil kegiatan belajar mengajar tercermin dalam perubahan perbaikan perilaku, baik secara material-subtansial, struktural-fungsional, maupun secara behavior. Yang dipersoalkan adalah kepastian bahwa tingkat prestasi yang dicapai siswa itu apakah benar merupakan hasil kegiatan belajar mengajar yang bersangkutan. Untuk kepastiannya seharusnya guru mengetahui tentang karakteristik perilaku anak didik saat mereka mau masuk sekolah dan mulai dengan kegiatan belajar mengajar dilangsungkan, tingkat dan jenis karakteristik perilaku anak didik yang telah dimilikinya ketika mau mengikuti kegiatan belajar mengajar. Itulah yang dimaksudkan dengan entering behavior siswa.
6.    Pola-pola Belajar Siswa
Robert M. Gane membedakan pola-pola belajar siswa dalam delapan tipe, yaitu :
a.    Belajar Tipe 1 : Signal Learning (Belajar Isyarat)
Signal learning dapat diartikan sebagai proses penguasaan pola-pola dasar perilaku bersifat involuatry (tidak sengaja dan tidak disadari tujuannya). Contohnya : Aba-aba “Siap!” merupakan signal atau isyarat untuk mnengambil sikap tertentu.
b.    Belajar Tipe 2 : Stimulus-Respons Learning (Belajar Stimulus-Respons)
Bila tipe diatas digolongkan dalam jenis classical condition, maka tipe belajar 2 ini termasuk ke dalam instrumental conditionius (kinble, 1961) atau belajar dengan trial and error (mencoba-coba). Contoh: Anjing dapat diajar “memberi salam”, dengan mengangkat kaki depannya bila kita katakan “kasih tangan!” atau “salam” ucapan “kasih tangan” atau “salam” merupakan stimulus yang menimbulkan respons “memberi salam” oleh anjing itu.
c.    Belajar Tipe 3 : Chaining (Rantai atau Rangkaian)
Chaining adalah belajar menghubungkan satuan ikatan S-R (Stimulus-Respons) yang satu dengan yang lain. Contoh: Dalam bahasa kita banyak contoh chaining seperti: Ibu-Bapak, kampung-halaman, selamat tinggal, dan sebagainya. Juga dalam perbuatan kita terdapat banyak chaining seperti: pulang kantor, ganti baju, makan malam, dan sebagainya. Chaining terjadi bila terbentuk hubungan antara beberapa S-R, sebab yang satu terjadi segera setelah yang satu lagi. Jadi berdasarkan hubungan (contiguity).
d.    Belajar Tipe 4 : Verbal Association (Asosiasi Verbal)
Bentuk verbal associstion yang penting sederhana adalah bila diperhatikan suatu bentuk geometris, dan si anak dapat mengatakan “bujur sangkar”, tapi sebelumnya ia harus dapat membedakan bentuk geometris agar dapat mengenal bujur sangkar sebagai salah satu bentuk geometris.
e.    Belajar 5 : Distrimination Learning (Belajar Diskriminasi)
Discriminatioin learning atau belajar mengadakan pembeda. Dalam tipe ini anak didik mengadakan selkeksi dan pengujian diantara dua perangsang sejumlah stimulus yang diterimanya, kemudian memilih pola-pola respons yang dianggap paling sesuai.
Contoh : Anak dapat mengenal berbagai merk mobil beserta namanya, walaupun tampaknya mobil itu banyak persamaan.
f.    Belajar Tipe 6 : Concept Learning (Belajar Konsep)
Concept learning adalah belajar pengertian. Dengan berdasarkan kesamaan ciri-ciri dari sekumpulan stimulus dan objek-objeknya, ia membentuk suatu pengertian atau konsep, kondisi utama yang benar diperlukan adalah menguasai kemahiran diskriminasi dan proses kognitif fundamental sebelumnya.
Contoh : Kita dapat menyuruh anak dengan perintah “Ambilkan botol yang di tengah!”, untuk mempelajari suatu konsep, anak harus mengalami berbagai situasi dengan stimulus tertentu, dan ia pun harus dapat mengadakan diskriminasi untuk membedakan apa yang termasuk dan tidak termasuk konsep. Proses belajar konsep memakan waktu dan berlangsung secara berangsur-angsur.
g.    Belajar Tipe 7 : Rule Learning (Belajar Aturan)
Belajar aturan adalah tipe belajar yang banyak terdapat dalam p0elajaran di sekolah. Banyak aturan yang perlu diketahui oleh setiap orang yang terdidik. Aturan ini terdapat dalam tiap mata pelajaran. Misalnya, benda yang dipanaskan memuai, angin berhembus dari daerah maksimum ke daerah minimum, tiap warga negera harus setia kepada negaranya dan sebagainya.
h.    Belajar Tipe 8 : Proldem Solving (Pemecahan Masalah)
Problem solving adalah belajar memecahkan masalah. Langka-langkah dalam memecahkan masalah, adalah sebagai berikut :
1.    Merumuskan dan menegaskan masalah
2.    Mencari fakta pendukung dan merumuskan hipotesis
3.    Mengevaluasi alternatif pemecahan yang dikembangkan
4.    mengadakan pengujian atau verifikasi
7.    Memilih Sistem Belajar
Para ahli teori belajar telah mencoba mengembangkan berbagai pendekatan/sistem pengajaran/proses belajar mengajar. Berbagai sistem pengajaran yang menarik akhir-akhir ini adalah :
a.    Enquiry-Discovery Learning
Equiry-Discovery Learning adalah belajar mencari dan menemukan sendiri. Dalam sistem belajar ini guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk final, tetapi anak didik diberi peluang untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah.
b.    Ekspository Learning
Dalam sistem ini guru menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematis dan lengkap, sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan teratur.
c.    Mastery Learning
Pada sistem ini, menurut Carol, setiap anak didik akan mampu menguasai bahan kalau diberikan waktu atau kesempatan yang cukup untuk mempelajarinya, sesuai dengan kapasitas masing-masing anak didik.
d.    Humanistic Education
Karakteristik pokok metode ini antara lain bahwa guru hendaknya jangan membuat jarak terlalu tajam dengan siswa sebagai siswa senior yang selalu siap menjadi sumber atau konsultan yang bicara. Taraf akhir dari proses belajar mengajar menurut pandangan ini adalah self actualization seoptimal mungkin dari setiap anak didik.
e.    Pengorganisasian Kelompok Belajar
Memperhatikan berbagai cara pendekatan atau sistem belajar mengajar seperti diuraikan di atas, disarankan pengorganisasian kelompok belajar anak adalah sebagai berikut :
1.    N1 untuk peserta yang hanya seorang, metode yang diginakan adalah konsep belajar mengajar tutorial, pengajaran berprogram dan studi individual.
2.    N2-20 untuk kelompok kecil sekitar dua sampai dua puluh orang, meto9de belajarnya bisa diskusi atau seminar.
3.    N lebih dari 40 orang, kalau kelompok belajar melebihi 40 orang, pesertanya digabung, biasanya disebut audience. Metode belajarnya adalah ceramah atau kuliah.
3.3.    Implementasi Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang diorganisasi. Lingkungan ini diatur serta diawasi agar kegiatan belajr mengajar terarah sesuai dengan tujuan pendidikan. Sehubungan dengan ini, job deskription guru dalam implementasi belajar mengajar adalah :
1.    Perencanaan Instruksional yaitu alat atau media untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan oraganisasi belajar.
2.    Organisasi belajar yang merupakan usaha menciptakan wadah dan fasilitas-fasilitas atau lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan yang mengandung kemungkingan terciptanya proses belajar mengajar.
3.    Menggerakan anak didik yang merupakan usaha memancing, membangkitkan dan mengarahkan motivasi belajar siswa. Penggerak atau motivasi di sini pada dasarnaya mempunyai makna lebih dari pemerintah, mengarahkan, mengaktualkan dan memimpin.
4.    Supervisi dan pengawasan, yaitu usaha mengawasi menunjang, membantu, menugaskan dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan perencanaan instruksional yang telah didasari sebelumnya.
5.    Penelitian yang lebih bersifat penafsiran (assessment) yang mengandung pengertian yang lebih luas dibandingkan dengan pengukuran atau evaluasi pendidikan.
Berbagai upaya diusahakan untuk menganalisis proses pengelolaan belajar mengajar ke dalam unsur-unsur komponen-komponen yang dimaksud adalah :
a.    Merencanakan, yaitu mempelajari masa mendatang dan menyusun rencana kerja.
b.    Mengorganisasi, yaitu membuat organisasi, usaha, mengajar, tenaga kerja dan bahan.
c.    Pengkoordinasikan, yaitu menyatukan dan mengkorelasikan semua kegiatan.
d.    Mengawasi, memeriksa agar segala sesuatu dikerjakan sesuai dengan peraturan yang digariskan dan instruktur-instruktur yang diberikan.
Tujuan pengajaran merupakan pangkal tolok ukur keberhasilan dalam pengajaran. Makin jelas rumusan tujuan makin mudah menyusun rencana dan mengimplementasikan kegiatan belajar mengajar dengan bimbingan guru.








BAB III
PENUTUP
3.1.    Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa : Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif (pendidikan). Karena itu, guna sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar harus mempunyai suatu konsep strategi belajar mengajar, yang mana hal itu meliputi pengertian tentang strategi belajar mengajar, klasifikasi strategi belajar mengajar dan implementasi belajar mengajar.
A.    empat strategi dalam belajar mengajar, yaitu
1.    Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi serta kualifikasi tingkah laku anak didik.
2.    Memilih sistem pendekatan belajar yang tepat
3.    Menetapkan prosedur, metode dan teknik yang tepat, dan
4.    Menetapkan norma, batas minimal dan kriteria penilaian terhadap anak didik.
B.    Klasifikasi strategi belajar mengajar terbagi atas :
1.    Konsep dasar strategi belajar mengajar
2.    Sasaran kegiatan belajar mengajar
3.    Belajar mengajar sebagai suatu sistem
4.    Hakikat proses belajar mengajar
5.    Entering behavior siswa
6.    Pola-pola belajar siswa.
7.    memilih sistem belajar,
C.    deskription guru dalam implementasi proses belajar mengajar adalah :
1.    Perencanaan instruksional
2.    Organisasi belajar
3.    Menggerakkan semangat siswa untuk belajar
4.    Melakukan supervisi dan pengawasan terhadap siswa, dan
5.    Melakukan penelitian demi kepentingan evaluasi pendidikan.












DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, Cetakan I, 1991
Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, Cetakan VIII, 1992
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Remaja Rosda Karya, Bandung, Cetakan V. 1991
Sudirman N, dkk, Ilmu Pendidikan, Remaja Rosda Karya, Bandung, Cetakan V, 1991
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi belajar dan Kompetensi Guru, Usaha Nasional, Surabaya, Cetakan I, 1994







1 komentar: