BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang.
Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas
manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas
(dan penghayatan) itu dapat dicari beberapa kaidah hukum psikologi yang
mendasarinya hukum-hukum tersebut, sehingga dengan demikian akan dapat memahami
anak didiknya dengan lebih baik.
1.2. Rumusan
Masalah.
Bagaimana cara kita memahami sifat sifat manusia ?
1.3. Batasan
Pembahasan
Cara-cara untuk memahami sifat-sifat yang dimiliki manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
SIFAT-SIFAT UMUM AKTIVITAS MANUSIA
SIFAT-SIFAT UMUM AKTIVITAS MANUSIA
aktivitas manusia secara umum yang relevan dalam psikologi
pendidikan.
2.1. Perhatian
1.
Pengertian
Kata “perhatian” tidak selalu digunakan dalam arti yang
sama. Beberapa contoh Pada ahli
memberikan 2 definisi pada kata “perhatian” yaitu:
a.
Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu
objek (stern, 1950, P 653, dan Bigot 1950 hal 163)
b.
Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai
sesuatu aktivitas
Kedua definisi di atas dipakai secara bertuka-tukar untuk
dapat menangkap maksudnya, hendaklah pengertian tersebut tidak dilepaskan dari
konteksnya (kalimatnya)
2.
Macam-macam perhatian
Adapun golongan atau macam-macam perhatian itu adalah
sebagai berikut :
a.
Atas dasar intensitasnya yaitu banyak sedikitnya kesadaran
yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin maka dibedakan menjadi:
1.
Perhatian intensif
2.
Perhatian tidak intensif
b.
Atas dasar timbulnya, maka dibedakan menjadi
1.
Perhatian spontan
2.
Perhatian sekehendak
c.
Atas dasar luasnya objek, perhatian dibedakan menjadi:
1.
Perhatian terpencar (distributive)
2.
Perhatian terpusat
3.
Hal-hal yang menarik perhatian
a.
Dipandang dari segi objek
Misalnya : dalam sebuah barisan salah seorang diantaranya
yang berbaris itu memakai baju merah, sedang lainnya baju putih, maka sibaju
merah itu menarik perhatian.
b.
Dipandang dari segi subjek
Misalnya : berita pertandingan sepak bola bagi penggemar
sepak bola, siaran panggung wayang bagi penggemar wayang, dll.
4.
Beberapa Kesimpulan Praktis
a.
Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih
tinggi tingkat prestasinya
b.
Perhatian spontan akan cenderung lebih lama dan lebih
intensif dari pada perhatian yang disengaja.
c.
Dalam kenyataannya sebagian besar perjalanan justru diterima
oleh murid dengan perhatian yang disengaja, oleh karena itu guru atau pendidik
seharusnya selalu berusaha untuk menarik perhatian anak—anak didiknya.
2.2. Pengamatan
1.
Pengertian
Manusia mengenal dunia ini secara riil, baik dirinya sendiri maupun dunia sekitarnya dimana dia ada, dengan melihatnya, mendengarnya, membawanya atau mengecapnya. Cara mengenal objek yang demikian itu disebut mengamati, sedangkan melihat, mendengar dan seterusnya disebut modalitas pengamatan. Hal yang diamati itu dialami dengan sifat-sifat; di sini, kini, sendiri dan bermateri.
Berikut beberapa pengaturan pengamatan:
Manusia mengenal dunia ini secara riil, baik dirinya sendiri maupun dunia sekitarnya dimana dia ada, dengan melihatnya, mendengarnya, membawanya atau mengecapnya. Cara mengenal objek yang demikian itu disebut mengamati, sedangkan melihat, mendengar dan seterusnya disebut modalitas pengamatan. Hal yang diamati itu dialami dengan sifat-sifat; di sini, kini, sendiri dan bermateri.
Berikut beberapa pengaturan pengamatan:
a.
Pengaturan menurut sudut pandangan ruang
b.
Pengaturan menurut sudut pandangan waktu
c.
Pengaturan menurut sudut pandangan gestalt
d.
Pengaturan menurut sudut pandangan arti
Adapun proses-proses pengamatan adalah sebagai berikut:
2.
Penglihatan
Menurut objeknya penglihatan digolongkan menjadi tiga
golongan yaitu:
a.
Melihat bentuk
b.
Melihat dalam
c.
Melihat warna
3.
Pendengaran
Mendengar adalah menangkap bunyi-bunyi (suara) dengan indera pendengaran. Dalam kehidupan sehari-hari bunyi itu berfungsi sebagai pendukung arti, karena itulah sebenarnya yang kita tangkap atau yang kita dengar adalah artinya itu, bukan bunyi atau suaranya.
Mendengar adalah menangkap bunyi-bunyi (suara) dengan indera pendengaran. Dalam kehidupan sehari-hari bunyi itu berfungsi sebagai pendukung arti, karena itulah sebenarnya yang kita tangkap atau yang kita dengar adalah artinya itu, bukan bunyi atau suaranya.
Bunyi dan suara itu dapat kita golongkan atas dasar dua
cara, yaitu:
a.
Berdasarkan atas keteraturan dapat kita bedakan antara
1. Gemerisik,
dan
2. Nada
b.
Selanjutnya nada itu biasa dibeda-bedakan atas dasar:
1.
Tinggi rendahnya, yang tergantung kepada besar kecilnya
frekuensi.
2.
Intensitasnya yang tergantung pada ampiltudonya
3.
Timbrennya yang tergantung pada kombinasi bermacam-macam
frekuensi dalam tinggi rendahnya suara
4.
Rabaan
Istilah raba mempunyai dua arti, yaitu:
Istilah raba mempunyai dua arti, yaitu:
a.
Meraba sebagai perbuatan aktif, yang meliputi jaga
keseimbangan atau kinestesi, dan
b.
Pengalaman raba secara pasif yang melengkapi pola beberapa
indera, atau kemampuan lain, yaitu:
i.
Indera untuk sentuh atau tekanan
ii.
Indera untuk mengamati panas
iii.
Indera untuk mengamati dingin
iv.
Indera untuk merasa sakit dan
v.
Indera untuk vibrasi
Kalau orang meraba dengan mata tertutup, maka akan terjadi
visualisasi, artinya kesan rabaan itu akan digambarkan sebagai kesan
penglihatan, ini membuktikan betapa pentingnya kedudukan penglihatan itu di
antara modalitas-modalitas pengamatan yang lain.
5.
Pembauan (penciuman)
Arti psikologis bau dan pembauan (penciuman) masih sedikit
sekali diteliti oleh para ahli walaupun dalam kehidupan sehari-hari secara
popular telah menyaksikan pengaruh bau-bauan itu kepada aktivitas manusia.
Kualitas bau itu boleh dikata tak terhingga variasinya. Biasanya para ahli yang melakukan penelitian dalam hal ini membuat klasifikasi atas dasar bau utama yang mempunyai sifat khas. Henning (1924) misalnya membedakan adanya enam macam bau utama (bau pokok) itu, yaitu:
Kualitas bau itu boleh dikata tak terhingga variasinya. Biasanya para ahli yang melakukan penelitian dalam hal ini membuat klasifikasi atas dasar bau utama yang mempunyai sifat khas. Henning (1924) misalnya membedakan adanya enam macam bau utama (bau pokok) itu, yaitu:
1. Bau
bunga (blumig)
2. Bau
akar (warzig)
3. Bau
buah (cruehig)
4. Bau
getah (harzig)
5. Bau
busuk (faulig)
6. Bau
sengit (brenlich)
Sementara Swaatdeaker (Kohnstamm et al, 1955, P 103)
menggolongkan bau itu menjadi sembilan macam bau, yaitu:
1. Bau
etheris
2. Bau
aromatis
3. Bau
bunga
4. Bau
amber
5. Bau
bawang
6. Bau
sengit
7. Bau
kapril
8. Bau
tak sedap, dan
9. Bau
memuakan
6.
Pencecapan
Dalam kehidupan sehari-hari variasi rasa cecapan itu dibedakan menjadi banyak sekali, akan tetapi indera pengecap terutama hanya terdapat empat macam rasa pokok, yaitu:
Dalam kehidupan sehari-hari variasi rasa cecapan itu dibedakan menjadi banyak sekali, akan tetapi indera pengecap terutama hanya terdapat empat macam rasa pokok, yaitu:
1.
Manis
2.
Asam
3.
Asin, dan
4.
ahit
7.
Beberapa masalah praktis
1.
Kita mengenal dunia riil dengan panca indera
2.
Terlebih-lebih pada anak-anak, peranan panca indera dalam
menerima pendidikan atau belajar itu boleh dikatakan bersifat menentukan
3.
Selama sistem sekolah-sekolah serta pendidikan masih seperti
yang kita kenal sekarang ini, maka di antara kelima modalitas pengamatan yang
paling penting adalah penglihatan dan pendengaran.
2.3. Tanggapan
Dan Variasinya
1.
Pengertian Tanggapan
Yaitu suatu bayangan yang tinggal dalam ingatan setelah kita
melakukan pengamatan (Bigot et al, 1950, P. 72)
Tanggapan dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
Tanggapan dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
1.
Tanggapan masa lampau atau tanggapan ingatan
2.
Tanggapan masa datang atau tanggapan mengantisipasikan
3.
Tanggapan masa kini atau tanggapan representatif (tanggapan
mengimajinasikan)
Perbedaan antara tanggapan dan pengamatan:
Perbedaan antara tanggapan dan pengamatan:
tanggapan
|
Pengamatan
|
||
1
|
Cara tersedianya
objek disebut representatif
|
1
|
Cara
tersedianya objek disebut persentasi
|
2
|
Objek tidak ada
pada dirinya sendiri tetapi ada (diadakan) pada diri subjek yang menangkap
|
2
|
Objek
ada pada dirinya sendiri
|
3
|
Objek
hanya ada pada dan untuk subjek yang menanggap
|
3
|
Objek
ada pada setiap orang
|
4
|
Terlepas
dari unsur tempat, keadaan dan waktu
|
4
|
Terikat
pada tempat, keadaan dan waktu
|
2.
Bayangan Pengiring
Bayangan pengiring adalah bayangan yang timbul setelah kita
melihat sesuatu warna. Bayangan pengiring itu ada dua macam : yaitu bayangan
positif dan bayangan negative.
a. Bayangan
positif adalah : bayangan pengiring yang sama dengan warna objeknya. Misalnya :
setelah kita mengalihkan pandangan dari bender palang merah ke tembok putih,
terlihatlah pada tembok tersebut (walaupun tidak jelas benar).
b. Bayangan
negative adalah bayangan yang tidak sama dengan warna objeknya. Misalnya
setelah kita mengalihkan pandangan dari bendera palang merah ke tembok putih,
kita lihat warna tembok tersebut menjadi hijau.
2.4. Fantasi
1.
Pengertian
Yaitu daya untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan-tanggapan yang ada, dan tanggapan baru itu tidak harus dengan benda-benda yang ada.
Yaitu daya untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan-tanggapan yang ada, dan tanggapan baru itu tidak harus dengan benda-benda yang ada.
Dapat pula fantasi itu dilukiskan sebagai fungsi yang
memungkinkan manusia untuk berorientasi dalam alam imajinasi melampaui dunia
riil.
2.
Klasifikasi
Secara garis besar fantasi dapat digolongkan menjadi dua
macam, yaitu:
a.
Fantasi tidak sadar (tidak disengaja)
b.
Fantasi disadari (disengaja)
Fantasi bersifat mengabstraksikan, kalau dalam berfantasi
itu ada bagian-bagian yang dihilangkan. Fantasi bersifat mendeterminasikan
kalau dalam berfantasi itu sudah ada semacam skema tertentu, lalu diisi dengan
gambaran lain. Fantasi bersifat mengkombinasikan kalau menggabungkan bagian
dari tanggapan yang satu dengan yang lainnya.
3.
Nilai Praktis Fantasi.
1)
Fantasi memungkinkan orang menetapkan diri dalam hidup
kepribadian orang lain
2)
Fantasi memungkinkan orang untuk menyelami sifat-sifat
kemanusiaan pada umumnya
3)
Fantasi meyakinkan orang untuk melepaskan diri dari ruang
dab waktu
4)
Fantasi memungkinkan orang untuk melepaskan diri dan
kesukaran yang dihadapi
5)
Fantasi memungkinkan orang untuk menciptakan sesuatu yang
dikejar, membentuk masa depan yang ideal dan berusaha merealisasikannya
4.
Beberapa Catatan Praktis
1.
Mengingat besarnya faedah fantasi itu bagi kehidupan manusia
sehari-hari
2.
Dalam pada itu harus dijaga, supaya perkembangan fantasi itu
tetap sehat.
3.
Generasi muda kita harus dididik untuk menghadapi hidup
dengan optimisme.
2.5. Ingatan
1.
Pengertian
Yaitu beberapa proses dan pengaruh-pengaruh yang lampau, secara teori dapat dikembangkan / dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
Yaitu beberapa proses dan pengaruh-pengaruh yang lampau, secara teori dapat dikembangkan / dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
a.
Mencamkan, yaitu menerima kesan-kesan
b.
Menyimpan kesan-kesan, dan
c.
Mereproduksi kesan-kesan
Atas dasar kenyataan itulah, maka biasanya ingatan
didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan dan mereproduksikan.
2.
Mencamkan
Menurut terjadinya,
mencamkan itu dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a.
Mencamkan dengan sekehendak hati, dan
b.
Mencamkan dengan tidak sekehendak
3.
Mengingat dan lupa
Hal yang diingat adalah hal yang tidak dilupakan dan hal
yang dilupakan adalah hal-hal yang tidak diingat (tidak dapat diingat kembali)
4.
Reproduksi
Yaitu pengaktifan kembali hal-hal yang telah dicamkan. Dalam reproduksi ada dua bentuk, yaitu:
Yaitu pengaktifan kembali hal-hal yang telah dicamkan. Dalam reproduksi ada dua bentuk, yaitu:
a.
Mengingat kembali (recall), dan
b.
Mengenal kembali (recognition)
5.
Asosiasi
Yaitu hubungan antara tanggapan yang satu dengan tanggapan yang lainnya dalam jiwa kita. Adapun hukum-hukum asosiasi itu adalah sebagai berikut:
Yaitu hubungan antara tanggapan yang satu dengan tanggapan yang lainnya dalam jiwa kita. Adapun hukum-hukum asosiasi itu adalah sebagai berikut:
a.
Hukum sama saat atau serentak
b.
Hukum berurutan
c.
Hukum kesamaan dan kesesuaian
d.
Hukum berlawanan
e.
Hukum sebab akibat
2.6. Berfikir
1.
Pengertian
Terdapat dua kesimpulan arti mengenai berfikir, yaitu:
Terdapat dua kesimpulan arti mengenai berfikir, yaitu:
a.
Bahwa berfikir itu adalah aktivitas, jadi subjek yang
berfikir aktif, dan
b.
Bahwa berfikir itu sifatnya ideasional.
Jadi berfikir merupakan proses dinamis yang dapat dilukiskan
dengan proses atau jalannya.
2.
Proses Berfikir
Proses jalannya berfikir itu pada pokoknya ada tiga langkah,
yaitu:
a.
Pembentukan pengertian
b.
Pembentukan pendapat dan
c.
Penarikan kesimpulan
3.
Psikologi Fikir
Psikologi fikir biasanya dianggap dimulai oleh O. Kolpe
dengan mazhabnya, yaitu mazhab Worzborg yang kemudian dilanjutkan oleh mazhab
Koln dan mazhab Mannhein.
2.7. Perasaan
1.
Pengertian
Perasaan biasanya didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal, dan dialami dalam kualitas senang atau senang dalam berbagai taraf.
Perasaan biasanya didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal, dan dialami dalam kualitas senang atau senang dalam berbagai taraf.
2.
Macam-macam perasaan
Bigot dengan kawan-kawannya (1950, P. 534) telah memberikan
ikhtisar mengenai perasaan itu yang kiranya sangat berguna bagi rangka
pembicaraan yaitu sebagai berikut:
a.
Perasaan-perasaan jasmaniah (rendah):
1.
Perasaan indriah
2.
Perasaan vital
b.
Perasaan-perasaan rohaniah
1.
Perasaan intelektual
2.
Perasaan kesusilaan
3.
Perasaan Keindahan
4.
Perasaan social
5.
Perasaan harga diri
6.
Perasaan Keagamaan
2.8. Motif-Motif
1.
Pengertian
Yaitu keadaan dalam pribadi orang yang mendorong untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Yaitu keadaan dalam pribadi orang yang mendorong untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.
2.
Macam-macam motif
a.
Menurut Woodworth dan Marguis (1955, P. 301. 333) motif itu
dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
ü
Kebutuhan-kebutuhan organic
ü
Motif-motif darurat
ü
Motif-motif objektif
b.
Penggolongan lain didasarkan atas terbentuknya motif-motif
itu, yaitu:
1.
Motif-motif bawaan
2.
Motif-motif yang dipelajari
c.
Berdasarkan atas jalarannya, yaitu:
1.
Motif-motif ekstrinsik
2.
Motif-motif intrinsic
d.
Berdasarkan isi dan persangkutpautannya, yaitu:
1.
Motif jasmaniah
2.
Motif rohaniah
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang pendidik harus senantiasa benar-benar memahami ciri, sifat dan karakter peserta didiknya, yaitu dengan cara menguasai semua kaidah psikologis pendidikan, baik itu yang bersifat teoritis maupun praktis. Karena pada dasarnya proses pendidikan itu sendiri tidak hanya sekedar pola ajaran dan latihan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang pendidik harus senantiasa benar-benar memahami ciri, sifat dan karakter peserta didiknya, yaitu dengan cara menguasai semua kaidah psikologis pendidikan, baik itu yang bersifat teoritis maupun praktis. Karena pada dasarnya proses pendidikan itu sendiri tidak hanya sekedar pola ajaran dan latihan.
DAFTAR
PUSTAKA
Bigot, L.T.C. et al. Leerboek der Psycbolagie.
Groningen-Jakarta: J.B. Walters, 1950.
Boring, L.G. Psychology For The Armed Services. The
Invantry Journal, 1945.
Cole, L. Teaching In The Elementary School.
New York: Rinehart & Co, 1951.
Holson, H. (Ed.) Theoretical Foundations of Psycology. New York, D. van Nostrand,
1959.
Hughes, A.C. & Hughes, E.H. Learning and
Teaching, London: Longmans, 1955.
Kahnstamm, Ph. Et al. inleiding in de Psycologie.
Groningen-Jakarta: J.B. Woltres, 1955.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar