RESUME
PSIKOLOGI
PENDIDIKAN AGAMA
PERUBAHAN
INDIVIDU KARENA BELAJAR
DOSEN
: Drs. MISPANI RAMLI
DISUSUN
OLEH : Kelompok XI
NAMA : ROMI 10210280
TETI 10210215
SEMESTER : III A
JURUSAN : TARBIYAH
PROG. STUDI : S.I PAI
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM (STAI MA’ARIF)
METRO
- LAMPUNG
TAHUN
2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah serta inayahnya.
Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok pada mata kuliah
Psikologi Pendidikan Agama.
Banyak terimakasih kami sampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga Allah melipat gandakan amal baiknya. Dan semoga makalah ini
dapat menambah sesuatu yang berguna bagi yang membacanya.
Ahirnya kami menyadari segala kekurangan yang ada
pada kami dalam pembuatan makalah ini, kritik dan saran yang
membangun yang bisa menjadi kami lebih baik sangat kami nantikan.
Sekian dan terimakasih, semoga Allah SWTsenantiasa
melimpahkan rahmatnya kepada kita semua.
Metro, 2012
Penulis
ii
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL i
KATA
PENGANTAR ii
DAFTAR
ISI iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Rumusan Masalah 1
1.3. Tujuan Penulisan 1
BAB
II PEMBAHASAN
2.1. Pesan Utama Dalam Mengupas Masalah Belajar
2
2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar 3
2.3. Makna dan Manifestasi Perbuatan Belajar 4
2.4. Bagaimana Belajar Itu Terjadi 6
BAB
III PENUTUP
3.1. Kesimpulan 9
DAFTAR
PUSTAKA
iii
DAHULUAN
- Latar Belakang
Pada permulaan tulisan ini
telah dikemukakan, bahwa masalah mendidik adalah masalah setiap orang
karena setiap orang sejak dahulu hingga sekarang berusaha mendidik
anak-anaknya dan atau anak-anak lain yang diselenggarakan sebagai
tindak pelaksanaan usaha pendidikan. Tiap orang boleh dikatakan
selalu belajar, dan dalam arti tertentu mengajar msalnya guru
mengajar murid-muridnya, ibu rumah tangga mengajarkan pembantu rumah
tangga, dokter mengajar pasien-pasiennya dan sebagainya.
- Rumusan masalah
- Bagaimana cara mengupas masalah belajar?
- Factor apa saja yang mempengaruhi belajar?
- Bagaimana belajar itu terjadi?
- Tujuan penulisan
- Mengetahui pokok permasalahan belajar.
- Untuk membahas faktor yang mempengaruhi belajar.
BAB
II
PEMBAHASAN
PERUBAHAN
INDIVIDU KARENA BELAJAR
- Peran utama dalam mengupas masalah belajar.
Dikalangan para ahli psikologi terdapat keragaman
dalam cara menjelaskan dan mendefinisikan tentang belajar (learning).
Namun demikian baik secara explisit maupun implicit pada akhirnya
terdapat kesamaan maknanya ialah bahwa dalam definisi maupun konsep
belajar selalu menunjukkan kepada suatu proses perubahan prilaku atau
pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengulangan
tertentu.
Perubahan itu mungkin merupakan suatu penemuan informasi atau penguasaan suatu keterampilan baru mungkin juga bersifat penambahan informasi atau pengetahuan/keterampilan yang telah ada. Bahkan mungkin pula merupakan reduksi atau menghilangkan sifat kepribadian tertentu yang tidak dikehendaki. Misalnya kebiasaan merokok, ekspresi marah, dan sebagainya.
Dari uraian di atas kita dapat mengidentifikasikan beberapa ciri perubahan yang merupakan ciri prilaku belajar diantaranya adalah :
Perubahan itu mungkin merupakan suatu penemuan informasi atau penguasaan suatu keterampilan baru mungkin juga bersifat penambahan informasi atau pengetahuan/keterampilan yang telah ada. Bahkan mungkin pula merupakan reduksi atau menghilangkan sifat kepribadian tertentu yang tidak dikehendaki. Misalnya kebiasaan merokok, ekspresi marah, dan sebagainya.
Dari uraian di atas kita dapat mengidentifikasikan beberapa ciri perubahan yang merupakan ciri prilaku belajar diantaranya adalah :
- Bahwa perubahan itu intensional dalam arti pengalaman atau praktek / latihan itu dengan disengaja dan disadari dilakukan, bukan secara kebetulan.
- Bahwa perubahan itu positif dalam arti sesuai seperti yang diharapkan atau kriteria keberhasilan baik dipandang dari segi siswa atau segi guru.
- Bahwa perubahan itu efektif dalam arti pengaruh dan makna tertentu bagi pelajar yang bersangkutan serta fungsional dalam arti perubahan hasil belajar itu (setidak-tidaknya sampai batas tertentu) relatif tetap dan setiap saat diperlukan dapat dipergunakan seperti dalam pemecahan masalah.
Kalau kita simpulkan definisi-definisi dari para
ahli psikologi yang berlainan titik tolaknya maka kita dapat hal-hal
pokok sebagai berikut:
- Bahwa belajar itu membawa perubahan
- Bahwa perubahan itu pada pokoknya didapat dari kecakapan baru
- Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha
- Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
- Faktor yang berasal dari luar diri pelajar yaitu:
- Faktor non sosial seperti keadaan suhu, cuaca, waktu dan alat yang digunakan.
- Faktor sosial yaitu faktor manusia, misalnya bahwa kehadiran orang lain pada saat akan membawa pengaruh pada kegiatan belajar.
- Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar
- Faktor-faktor fisiologis yaitu keadaan tonus jasmani, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan jasmani yang tidak segar
- Faktor-faktor Psikologis, adalah hal-hal yang mendorong manusia untuk belajar seperti yang dikatakan Arden. N. Frandsen, yaitu:
- Adanya sifat ingin tahu
- Adanya sifat kreatif
- Adanya keinginan untuk mendapat simpati
- Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan
- Adanya ganjaran/hukuman sebagai hasil dari belajar itu
- Adanya keinginan mendapatkan Rasa Aman apabila menguasai pelajaran.
- Makna dan Manifestasi Perbuatan Belajar
Hakekat dari perbuatan belajar adalah perubahan
prilaku dan pribadi. Perubahan dalam konteks belajar itu bersifat
fungsional/struktural, material, dan behavioral, serta Keseluruhan
Pribadi.
Secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Belajar Merupakan Perubahan Fungsional
Pendapat ini dikemukakan oleh penganut teori daya
(Faculty Psikology) dan paham nativisme. Paham ini berpendirian bahwa
jiwa manusia itu terdiri atas sejumlah fungsi-fungsi yang memiliki
daya atau kemampuan tertentu (missal: daya mengingat, berfikir, dll).
Agar daya-daya itu berlaku secara fungsional maka harus dilatih, maka
dari itu dalam contect ini belajar adalah melatih daya.
Jadi hasil belajar dalam bidang tertentu menurut
teori ini akan dapat ditransferkan ke bidang-bidang lain, teori ini
kita temukan dalam teori kognitivisme. Dalam teori keseimbangannya
yang disebut Accomodation dijelaskan bahwa struktur fungsi kognitif
itu dapat berubah kalau individu berhadapan dengan hal-hal yang baru
yang tidak dapat diorganisasikan kedalam struktur yang telah ada.
Dengan demikian belajar dalam hal ini mengandung makna perubahan
Struktural.
- Belajar Merupakan Perkayaan Materi (Material) dan Perkayaan Pola-pola Prilaku baru (Behavior)
Pendapat ini dikemukakan oleh para penganut paham
ilmu jiwa Asosiasi (Johnlocke dan Herbart) lebih jauh lagi faham
Empirisme. Paham ini berasumsi bahwa pada kelahirannya jiwa manusia
itu laksana bejana kosong yang harus diisi agar dapat berfungsi. Maka
dalam konteks ini belajar dapat diartikan sebagai suatu proses
pengisian jiwa dengan pengetahuan-pengetahuan, pengalaman-pengalaman
yang sebanyak-banyaknya melalui hafalan.
- Belajar Merupakan Perubahan Prilaku Pribadi secara Keseluruhan
Pendapat ini dikemukakan oleh para penganut paham jiwa gestalt yang lebih jauh lagi bersumber pada paham Organimismic Psychology. Dalam konteks ini belajar merupakan prilaku organisme sebagai totalitas yang bertujuan keseluruhan lebih penting daripada bagian-bagian dengan kata lain meskipun hal yang dipelajari itu bersifat khusus namun akan mempunyai makna bagi totalitas pribadi individu yang bersangkutan.
Dari ketiga pandangan di atas dapat kita simpulkan bahwa belajar itu dapat dimanifestasikan dalam 3 hal:
- Pertambahan Materi Pengetahuan yang berupa fakta, informasi, prinsip, dll.
- Penguasaan pola-pola:
- Prilaku Kognitif (pengamatan, proses berfikir, dll.)
- Prilaku Afektif (sikap-sikap, apresiasi, dll.)
- Prilaku Psikomotor (keterampilan-keterampilan)
- Perubahan dalam sifat-sifat kepribadian
- Bagaimana Belajar itu Terjadi?
Kalau dikaitkan lagi dengan belajar mengajar
sebagai suatu keseluruhan proses maka dapatlah dikatakan bahwa
seseorang mulai belajar kalau diawali dengan menciptakan situasi yang
dapat menimbulkan keinginan atau kebutuhan dalam diri seseorang untuk
memperoleh kecakapan baru.
Teori-teori tentang bagaimana belajar itu terjadi dapat dibedakan dalam 2 golongan, yaitu:
Teori-teori tentang bagaimana belajar itu terjadi dapat dibedakan dalam 2 golongan, yaitu:
- Teori molecular: teori ini berpendapat bahwa perkembangan tingkah laku itu tergantung pada belajar. Golongan molecular ini menggunakan introspeksi sebagai salah satu metode dalam psikologi.
Dan bahwa segala tingkah laku manusia terbentuk dari pengalaman-pengalaman individu atau Karena latihan (Bertujuan Historik) - Teori molar: teori ini berpendapat bahwa yang primer adalah keseluruhan misalnya sepeda itu lebih daripada sejumlah onderdil. Para penganut teori ini juga memakai metode introspeksi. Para penganut teori molar lebih menekankan pengalaman masa kini dalam tingkah laku manusia. Struktur dari problem yang dihadapi sekarang lebih menentukan bagaimana penyelesaian problem itu daripada pengalaman masa lampau.
- Teori-teori mementingkan reaksi molar mementingkan kognisi.
Ada hubungan langsung antara
situasi daan reaksi terhadap situasi tertentu. Observasi
fenomenologis inilah yang dipergunakan untuk menerangkan masalah
konstasi bentuk.
Selanjutnya akan dikemukakan
macam macam konsepsi atau teori yang mengenai belajar itu. Mereka
yang yang mempunyai minat mengenai hal ini dapat mencarinya dalam
buku yang membicarakan khusus itu.
- Belajar menurut ahli-ahli golongan skolastik.
Menurut pendapat aliran skolastik , belajar itu
hakikatnya adalah mengulang-ulang bahan yang sudah dipelajari.
- Belajar menurut golongan kontrareformasi.
Pada hakikatnya melanjutkan dan mempertahankan apa
yang telah dirumuskan oleh skolastik, jadi mereka menganggap belajar
adalah ulangan.
- Menurut ahli psikologi daya.
Memikirkan jiwa dianalogikan
dengan raga atau jasmani. Sebagaimana raga itu mempunyai tenaga atau
dayamaka jiwa juga dianggap mempunyai daya.
- Pendapat herbarat
Herbarat menentang konsepsi
psikologi daya yang dipandangnya tidak bersifat ilmiyah. Herbarat
menghendaki supaya psikologi daya mampu menerapkan kehidupan jiwa.
BAB
III
PENUTUP
- Kesimpulan
Dalam Definisi Atau Konsep Belajar selalu menunjukkan kepada suatu proses perubahan. Prilaku berdasarkan praktek atau pengulangan tertentu.
Ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor yang berasal dari luar diri pelajar (faktor sosial dan Non Sosial) misalnya keadaan cuaca, alat dalam belajar dan manusia. Ada pula faktor yang berasal dari dalam diri pelajar yaitu keadaan fisiologis dan psikologis.
Kalau dikaitkan dengan belajar mengajar sebagai
suatu keseluruhan proses maka dapatlah dikatakan bahwa seseorang
mulai belajar kalau diawali dengan menciptakan situasi yang dapat
menimbulkan keinginan atau kebutuhan dalam diri seseorang untuk
memperoleh kecakapan baru.
Hakekat dari perbuatan belajar itu adalah perubahan prilaku dan pribadi. Perubahan dalam konteks belajar itu bersifat:
Hakekat dari perbuatan belajar itu adalah perubahan prilaku dan pribadi. Perubahan dalam konteks belajar itu bersifat:
- Struktural/fungsional, artinya bahwa jiwa manusia itu terdiri atas sejumlah fungsi-fungsi yang memiliki daya/kemampuan tertentu (misalnya daya berfikir, daya mengingat, dll.)
- Belajar merupakan perkayaan materi (material). Artinya, bahwa pada awalnya jiwa manusia itu laksana bejana kosong yang harus diisi agar dapat berfungsi. Dalam konteks ini belajar dapat diartikan suatu proses pengisian jiwa dengan pengetahuan-pengetahuan, pengalaman-pengalaman yang sebanyak-banyaknya melalui hapalan-hapalan.
- Belajar merupakan perubahan prilaku pribadi secara keseluruhan. Dalam konteks ini belajar merupakan prilaku organisme sebagai totalitas yang bertujuan artinya meskipun hal yang dipelajari itu bersifat khusus namun akan mempunyai makna bagi totalitas pribadi individu yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Studi Psikologi Pendidikan oleh Drs. Abin
Syamsudin Makmun, M.A.
Perubahan individu Karena belaja
Bryan, W.L. & Harter, N.
Studies In The Psycology Of Telegraphic language. Psychological
review, 1897, 4, 27-53.
Deese, J. The Psycology Of
Learning. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, 1958.
Ebbinghaus, H. On The Memory
(terj. K.A. Ruger & C.E. busenius) New York: Teachers College,
1913.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar