BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan secara umum, merupakan suatu usaha untuk menambah kecakapan, pengertian dan sikap belajar dan pengalaman yang diperlukan untuk mementingkan kelangsungan hidup serta mencapai tujuan hidup. Usaha tersebut terdapat baik dalam masyarakat yang masih terbelakang maupun masyarakat yang sudah maju atau masyarakat yang sangat maju.
Belajar mengajar sebagai salah satu proses merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari komponen-komponen lain yang saling berinteraksi di dalamnya. Salah satu komponen dalam proses tersebut adalah sumber belajar. Sumber belajar tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Olehnya itu dalam desain pengajaran yang biasa disusun guru terdapat salah satu komponen pengajaran. Begitu juga pendidik atau guru merupakan seorang fasilitator, yang bertugas memfasilitasi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam proses pembelajaran. Seorang pendidik harus mampu membangun suasana belajar yang kondusif sehingga siswa mampu belajar sendiri.
Dewasa ini khusus di kota Makassar, banyak acara-acara televisi dalam tayangannya sehingga sangat menyita waktu belajar, acara demi acara tersebut sangat fantastis dari satu chanel ke chanel yang lain. Semua stasiun televisi bersaing untuk menampilkan mulai dari film kartun hingga film Hollywood sehingga para siswa hampir engga untuk menjauhi acara tersebut sehingga banyak tugas-tugas mereka terabaikan, di lain pihak ada siswa yang memanfaatkan media elektronika untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah dengan menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan, tentang kebenaran suatu penelitian ilmiah.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka untuk mendapatkan kejelasan suatu Karya Ilmiah dan tujuan pembahasan yang hendak dicapai sehingga penulis dapat merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana langkah-langkah penerapan metode penugasan siswa dalam proses pembelajaran
2. Bagaimana pengaruh metode penugasan terhadap efektivitas proses pembelajaran
1.3. Tujuan Pembahasan
Setiap aktivitas manusia senantiasa diiringi dengan suatu harapan sebagai kerangka landasan untuk melangkah lebih jauh dalam membiasakan sesuatu, termasuk membuat dan menulis suatu karya tulis yang bermutu atau berguna. Harapan tersebut terkadang manifestasikan yang pada akhirnay dalam suatu tujuan, demikian halnya dengan penulisan karya ilmiah ini yang sasaran utamanya adalah :
1. Untuk mengetahui langkah-langkah penerapan metode pengugasan siswa dalam proses pembelajaran
2. Untuk mengetahui efektivitas metode penugasan siswa dalam proses pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
KEDUDUKAN, PEMILIHAN DAN PENENTUAN METODE DALAM BELAJAR MEBGAJAR
2.1. Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalamannya, seorang guru dapat mempergunakan metode untuk mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematis.
Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan, untuk memahami kedudukan metode belajar mengajar penulis dapat membaginya ke dalam beberapa bagian yaitu:
a. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengajar. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi intrinsik dalam kegiatan belajar mengajar.
Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman A.M adalah motif-motif yang akitif dan berfungsi, karena adanya perangsang dari luar. Oleh karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.
b. Metode sebagai strategi pengajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu relatif yang lama, daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat dan yang sedang dan ada pula yang lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan sehingga menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, agar penguasaan penuh dapat tercapai.
Menurut Dra. Rosita, guru harus memiliki startegi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengenai pada tujuan yang diharapkan salah satu langkah untuk memiliki strategi ini adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasa disebut metode pengajar, dengan demikian, metode mengajar adalah strategi.
c. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
Tujuan adalah salah satu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Guru tidak bisa membawa kegiatan belajar mengajar menurut sekehendak hatinya dan mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan karena itu sama artinya dengan perbuatan yang sia-sia. Kegiatan belajar mengajar yang tidak mempunyai tujuan sama halnya ke pasar tanpa tujuan, sehingga sukar untuk menyelesaikan mana kegiatan yang harus dilakukan dan mana yang harus diabaikan dalam upaya yang mencapai keinginan yang dicita-citakan.
Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak terpenuhi. Salah satunya adalah komponen metode. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan, dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran karena metode pengajaran pelicin jalannya pengajaran menuju tujuan. Ketika dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan.
2.2. Pemilihan dan Penentuan Metode dalam Pengajaran
Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan instruksional khusus. Jarang sekali terlihat guru merumuskan tujuan hanya dalam satu rumusan, tetapi guru merumuskan lebih dari satu tujuan, karenanya guru pun selalu menggunakan metode lebih dari satu. Pemakaian metode yang satu digunakan untuk mencapai tujuan yang satu, sementara penggunaan metode yang lain juga digunakan mencapai tujuan yang lain. Sesuai dengan kehendak tujuan pengajaran yang telah dirumuskan diantaranya :
1. Nilai strategi metode. Kegiatan belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai pendidikan yang di dalamnya terjadi interaktif edukatif antara guru dan anak didik, ketika guru menyampaikan bahan pengajaran kepada anak didiknya di kelas.
2. Efektifitas penggunaan metode. Ketika anak didik tidak mampu berkonsentrasi, ketika sebagian besar anak didik membuat kegaduhan, ketika anak didik menunjukkan kelesuan, ketika minat anak didik semakin berkurang dan ketika sebagian besar anak didik tidak menguasai bahan yang telah guru sampaikan, ketika itulah guru mempertanyakan faktor penyebabnya dan berusaha mencari jawaban secara tepat, karena bila tidak, maka apa yang guru sampaikan akan sia-sia.
3. Pentingnya pemilihan dan penentuan metode. Tidak sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pengajaran dan sejauh mana tingkat efektifitas dan efisiensi suatu metode yang dipergunakan oleh guru dalam memberikan pelajaran, sehingga siswa mampu memenuhi isi pelajaran yang diberikan oleh guru mereka.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode. Metode yang biasa disebut dengan cara penyajian pelajaran tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Olehnya itu untuk jelasnya akan dikemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi metode diantaranya :
a. Anak didik, faktor anak didik merupakan suatu hal yang agak rumit
b. Tujuan yaitu sasaran-sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar
c. Situasi artinya kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari
d. Fasilitas, merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar
e. Guru, setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda-beda.
2.3. Macam Macam Metode Mengajar
1. Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa. Metode ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip dan fakta pada akhir perkuliahan ditutup dengan Tanya jawab antara dosen dan mahasiswa.
2. Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu metode dimana guru menggunakan atau memberi pertanyaan kepada murid dan murid menjawab, atau sebaliknya murid bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan murid itu ( Soetomo, 1993 : 150 )
3. Diskusi
Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation). Metode diskusi dapat pula diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan ajar yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Guru, peserta didik atau kelompok peserta didik memiliki perhatian yang sama terhadap topik yang dibicarakan dalam diskusi.
4. Demonstrasi
Menurut Muhibbin (2000) Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000) Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
5. Karyawisata/ Pengalaman Lapangan
Metode karyawisata adalah metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk mengunjungi obyek-obyek dalam rangka untum menambah dan memperluas wawasan obyek yang dipelajari tersebut ( sesuai dengan bidangnya). Misalnya untuk pelajaran pendidikan geografi siswa dapat diajak ke obyek pemukiman transmigrasi atau obyek morfologi. Untuk pelajaran pendidikan sejarah, siswa dapat diajak ke situs sejarah. Untuk pelajaran pendidikan ekonomi siswa dapat diajak mengunjungi pabrik, atau obyek kegiatan ekonomi.
6. Penugasan
Metode resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukankegiatan belajar. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak , sementara waktu sedikit. Metode pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar mengajar dengan jalan memberi tugas kepada siswa. Tugas-tugas itu dapat berupa mengikhtisarkan karangan, (dari surat kabar, majalah atau buku bacaan) membuat kliping, mengumpulkan gambar, perangko, dan dapat pula menyusun karangan.
7. Eksperimen Laboratorium
Metode eksperimen menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000:95) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.
8. Bermain Peran/ Simulasi
Metode ini menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses kejadian atau benda yang sebenarnya. Metode ini adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan anak didik. Metode yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Siswa melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokoh yang ia lakoni, mereka berinteraksi sesama mereka.
9. Metode Meragakan
Metode meragakan ialah metode yang dilakukan dengan menggunakan alat peraga (benda) dalam mengajar.
10. Metode Sosio Drama
Metode yang di pergunakan untuk menjelaskan sesuatu, anak – anak sendiri disuruh melakukannya atau apabila tujuan yang mencakup masalah perhubungan antara manusia seperti peristiwa sejarah.
11. Metode Test
Ialah metode mengajar dengan jalan memberikan tes kepada anak – anak untuk mengetahuikemampuan anak dalam suatu kegiatan pelajaran. Biasanya dilakukan setelah sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada anak-anak tes disusun dengan bentuk tes objektif, tes diberikan kepada semua anak dengan bahan yang sama.
12. Metode Drill
Metode mengajar dengan mempergunakan latihan-latihan secara intensif dan berulang- ulang adalah memberikan latihan tertulis kepada anak karena bahan pelajaran baru sedikit sedang waktu ujian semakin mendekat.
13. Metode Infiltrasi
Metode ini disebut juga metode susupan, selipan maksudnya antipati atau jiwa ajaran tertentu diselipkan atau diselundupkan kedalam sesuatu. Mata pelajaran pada waktu guru menerangkan pelajaran tersebut misalkan jiwa agama kita selipkan pada waktu mengajar umum.
Metode ini dimaksudkan untuk memberikan nilai tambah dalam pelajaran yang diberikan, seperti nilai Islam pada pelajaran Geografi. Ketika guru membahas mengenai penciptaan langit dan bumi dapat diselipkan kutipan ayat yang menyatakan kebesaran Allah SWT.
14. Metode Gotong Royong
Metode gotang raoyong ialah metode yang dilakukan dengan bekerja sama antara beberapa orang anak untuk menyelesaikan suatu tugas atau masalah. Metode ini disebut juga metode kelimpok atau metode beregu dan metode kelompoknya disebut studi club, studi grup.
15. Metode Survey
Metode yang dilakukan dengan mengadakan penelitian suatu masalah dengan mengmpulkan data-data yang diperlukan dan langsung terjun kemasyarakat.
16. Metode Wawancara
Metode yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab atau wawancara antara kedua pihak yang langsung berhadapan muka.
17. Metode Problem Solving
Metode yang digunakan dengan cara langsung menghadapi masalah mengetahui dengan sejelas-jelasnya dan menemukan kesukaran- kesukarannya sehingga dapat dipecahkan.
18. Metode Proyek
Prinsipnya usaha dengan metode proble solving hanya lebih kompleks sebab dilakukan dengan metode survey, wawancara, metode kelompok. Satu kelompok dibagibagi dalam beberapa unit.
19. Metode Dikte
Metode yang dilakukan dengan jalan mendikte pelajaran (kuliah) untuk dicatat oleh murid, metode ini lazim dipakai pada perguruan tinggi. Adapun metode dikte ini dimaksudkan untuk mentransfer pemahaman dosen kepada mahasiswanya.
2.4. PRAKTIK MENGGUNAKAN METODE MENGAJAR
Proses Belajar Mengajar ditinjau dari sudut siswa
Dalam proses belajar mengajar yang mengaktifkan siswa, peranan siswa lebih besar, karena siswa tidak diberi bahan ajar yang sudah jadi atau yang sudah selesai untuk tinggal menghafal, tetapi mereka diberi persoalan-persoalan yang membutuhkan pencarian, pengamatan, percobaan, analisis, sintesis, perbandingan, penilaian dan penyimpulan oleh para siswa sendiri.
Guru dan anak didik tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan, dimana ada guru disitu ada anak didik yang ingin belajar dari guru, sebaliknya di mana anak didik di sana ada guru yang ingin memberikan binaan dan bimbingan kepada anak didik. Guru dengan ikhlas memberikan apa yang diinginkan oleh anak didiknya, tidak ada sedikitpun dalam benak guru terlintas pikiran negatif untuk tidak mendidik anak didiknya, meskipun sejuta permasalahan sedang merangsang kehidupan seorang guru.
Belajar merupakan serangkaian upaya untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan dan sikap serta nilai siswa, untuk memenuhi proses belajar mengajar ditinjau dari sudut siswa, penulis merumuskan beberapa ciri-ciri di mana adanya beberapa perubahan tertentu yang dialami siswa diantaranya :
a. Perubahan terjadi secara sadar. Hal ini berarti siswa yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya siswa merekam telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya
b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional. Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri siswa berlangsung terus menerus dan tidak statis.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Dalam perubahan belajar perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu lebih baik dari sebelumnya
d. Perubahan dalam proses belajar mengajar bukan bersifat sementara, artinya perubahan yang terjadi karena proses belajar yang sifat utamanya adalah menetap atau permanen
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, artinya perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, maksudnya perubahan yang diperoleh siswa setelah melalui proses belajar yang meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku secara menyeluruh dalam setiap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.
Proses Belajar Mengajar ditinjau dari sudut guru
Untuk melaksanakan tugas dalam meningkatkan proses belajar mengajar, guru menempati kedudukan sebagai figur sentral, karena ditangan para gurulah terletak keberhasilan atau tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah, serta pada tangan mereka pulalah bergantungnya masa depan karier para peseta didik yang menjadi tumpuan para orang tuanya. Proses belajar mengajar tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berhubungan secara timbal balik dan saling bergantung satu sama lain diantara komponen-komponen yang selalu terdapat dalam kegiatan proses belajar mengajar adalah :
a. Peserta didik yang terus berusaha mengembangkan dirinya seoptimal mungkin selalu berbagai kegiatan (belajar) guna mencapai tujuan sesuai harapan tahapan perkembangan di jalaninya
b. Tujuan (yaitu apa yang diharapkan) merupakan seperangkat tugas atau tuntutan yang harus dipenuhi atau sistem nilai yang harus tampak dalam perilaku yang merupakan karakteristik kepribadian peserta didik
c. Guru yang selalu mengusahakan segala sumber dan menggunakan strategi belajar mengajar dengan tepat dan baik.
Kegiatan belajar mengajar merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan sebab siswa melakukan kegiatan belajar karena guru mengajar, atau guru mengajar agar siswa belajar. Oleh karena keduanya merupakan suatu keterpaduan, maka pendekatan atau metode mengajar yang digunakan oleh guru menentukan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa, kegiatan belajar mengajar yang ditinjau dari sudut guru dapat kita lihat pada beberapa bentuk kegiatan mengajar yaitu :
a. Mengajar secara ekspositori. Kegiatan belajar mengajar yang bersifat menerima jadi karena guru menggunakan pendekatan belajar yang bersifat ekspositori baik pada tahap perencanaan maupun pada pelaksanaan mengajar.
b. Mengajar dengan mengaktifkan siswa. Berbeda halnya dengan kegiatan mengajar yang bersifat ekspositori, dalam pelaksanaan kegiatan mengajar dengan mengaktikan siswa, guru tidak banyak melakukan aktivitas, siswa walaupun demikian tidak berarti bahwa guru tinggal diam, akan tetapi harus memberikan petunjuk kepada siswa tentang apa yang akan diberikan kepada siswa.
Proses Belajar mengajar ditinjau dari sudut kurikulum
Kurikulum merupakan input dari sistem pengembang kurikulum sedangkan output sistem pengembangan kurikulum adalah sistem pengajaran agar dapat di peroleh pemahaman hubungan antara kurikulum dengan pengajaran yang akan dicapai. Kegiatan-kegiatan belajar selain mempelajari yang sudah di temukan, bahkan termasuk pada kegiatan kurikulum, bila kegiatan itu merupakan penunjang atau penyertaan dalam mempelajari suatu mata pelajaran tertentu dari kurikulum.
Dengan demikian proses pendidikan dapat diarahkan kepada pembentukan pribadi anak dengan utuh dan ini dicapai melalui proses belajar mengajar melalui kurikulum sekolah. Dalam pembentukan kurikulum ada beberapa komponen yaitu :
a. Komponen tujuan, yaitu arah atau sasaran yang hendak di tuju oleh proses penyelenggaraan pendidikan
b. Isi kurikulum yaitu pengalaman belajar yang diperoleh murid disekolah dalam hal ini murid melakukan berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh pengalaman belajar.
c. Metode atau proses belajar mengajar, yaitu cara murid memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan, metode kurikulum berkenaan dengan proses pencapain tujuan sedangkan proses itu sendiri bertalian dengan bagaimana pengalaman belajar atau isi kurikulum diorganisasi. Setiap bentuk yang digunakan membawa dampak terhadap proses memperoleh pengalaman yang dilaksanakan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat penulis katakana atau simpulkan, bahwa dalam interaksi belajar mengajar terjadi proses pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara guru dan siswa aktif artinya dalam arti sikap, mental dan perbuatan. Hal ini dapat kita lihat pada pengertian belajar yang merupakan serangkaian upaya untuk mengembangkan kemampuan dan sikap serta nilai siswa, baik kemampuan intelektual, sosial, efektif maupun psikomotor, agar siswa mampu mandiri.
Setelah menguraikan beberapa pembahasan, dalam karya tulis, maka untuk memahami isi karya ilmiah penulis mengambil beberapa kesimpulan dari isi karya tulis ini sebagai berikut :
1. Metode penugasan siswa dan resitasi sangat efektif karena dapat memberikan kepada siswa untuk berkreasi atas tugas yang diberikan kepadanya, apalagi waktunya lebih lama di luar jam pelajaran sekolah, sehingga siswa memiliki keluasan waktu untuk mengerjakan tugas dengan sebaik mungkin, bahkan siswa dapat menjawab tugas sesuai dengan hasil bacaannya dari beberapa literatur atau pendapat para ahli sehingga dapat memberi atau membuka cakrawala berpikir secara luas dan kritis. Atau pengetahuan yang siswa peroleh dari hasil bacaannya dapat diingat lebih lama, sehingga ia memiliki keberanian untuk mengambil inisiatif bertanggung jawab terhadap masalah yang diberikan kepadanya dan berdiri sendiri untuk mengatasi kesulitan masalah
2. Bila dibandingkan dengan metode-metode yang lain dalam proses belajar mengajar maka metode pemberian tugas hampir mencakup beberapa metode di dalamnya, termasuk metode tanya jawab, artinya pada saat guru dan murid, termasuk juga mengandung metode demonstasi, yaitu jika tugas berbentuk penelitian, maka siswa akan menjawabnya dengan menggunakan alat peraga untuk mendekatkan pemahaman jawabannya.
3. Efektifitas metode penugasan siswa jika dikaitkan dengan interaksi, maka akan terjadi interaksi antara dua pihak yaitu pihak guru, dan pihak siswa yang saling aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, Drs. H. Joko Tri Prasty, Strategi Belajar Mengajar. Cetakan I; Bandung: CV. Pustaka Setia. 1997.
Hamailk Oemar, Dr. Psikologi Belajar Mengajar. Cetakan III; Bandung: Sebar Baru Algensinso, 2002.
Ibrahim R. Nana Syaodih, S. Perencanaan Pengajaran. Cetakan I; Jakarta: Rineka Cipta. 1996.
Nochi Nasution, M.A. dkk. Materi Pokok Psikologi Pendidikan Program Penyataraan D-II. Modul 1-6. Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Islam dan Universitas Terbuka. Jakarta Depag. 1997.
Subandijah. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Cetakan II; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 1996.
Syaiful BahriDjamarah. Guru dan Anak dalam Interaksi Edukatif. Cetakan I; Jakarta : PT. Rineka Cipta. 2000.
_______, Strategi Belajar Mengajar. Cet. I; Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1996.